Skip to main content

(not really a review, review) Gossamer: Passion Pit in Paradox

Recommended tracks: Constant Conversations, Take A Walk, I'll Be Alright, It's Not My Fault I'm Happy, On My Way, Hideaway, and all the rest lol.

Gue ngga tau ini cuma gue atau semua orang punya kebiasaan yang sama, jadi setiap gue nunggu-nunggu suatu album release, pasti saat-saat waktu sebelum gue ngeklik play streaming online rasanya deg-degan banget and at some point I held my breath so deeply (?) Nah Gossamer ini salah satunya, sejak kecanduan Take a Walk pas Juni akhir, akhirnya pas bulan Juli associate editornya Nylon ngetweet abis dengerin full albumnya yang katanya epic abis. Jadilah gue membajak lewat internet terlebih dulu. And there I sat in front of my laptop, deg-degan meskipun nggak sedeg-degan pas #valtarihour, and click play. Dan...sepertinya yang udah gue koar-koarkan di akun twitter gue, they are always as great as they have ever been. Masih pumping happy electropop banget.

Karena itu masih hawa liburan gue yang single dan pengangguran ini iseng pengen bikin review buat the Student Globe. Kebiasaan gue itu sebelum ngereview browsing dulu, biar gue tau apa yang gue tulis nggak cuma sotoy doang. Nah begitu keluar resultnya langsung yang gue buka bukan review album, tapi cover story Passion Pit di Pitchfork yang ditulis Larry Fitzmaurice. Dan asli gue tercengang aja gitu bro selama sekitar 15 menit gue baca itu artikel yang selain panjang, speedy juga kea kampret.

Begitu hari puasa terakhir gue ke aksara dan nemu cdnya langsung aja gue beli kan, nah bookletnya itu bikin terharu banget. Ini bagian belakangnya nih.


Unyu banget kan? Apalagi kalo lo udah baca artikel Pitchfork itu, pasti mau sebahagia apapun lagu-lagu Passion Pit, lo bakal pengen nangis.

Oke gue ceritain dulu deh, since ga ada yang mau dengerin gue ngebacot tentang the epicness of this album #foreveralone.

Jadi, dari Pitchfork itu gue baru tau kalo si Michael Angelakos a.k.a. otaknya Passion Pit adalah seseorang yang mengidap penyakit bipolar disorder yang udah parah gitu. Gue nggak ngerti-ngerti amat bipolar itu gimana, yang jelas si Angelakos ini kalo udah kumat kabarnya suka explode gitu dan sering banget attempts suicide terus berkali-kali masuk rehab, dari yang gue tangkep lewat Pitchfork sih doi sering banget kumat dan beberapa kali Passion Pit batalin konser karena itu. Sakit apa sih yang enak? Apalagi sakit yang berhubungan sama mental... Si Angelakos ini meskipun kerjaannya kabur mulu dari tempat rehab, tetep aja dia sosok yang inspiring banget, apalagi dia unyu abis sama tunangannya yang model itu, si Kristy Mucci.

Kalo lo beli cdnya dan mencermati lirik-lirik di bookletnya atau minimal googling lah, lo akan menemukan dan merasakan berbagai ketakutan dan kebahagiaan dia tentang hubungannya sama si Kristy Mucci dengan segala keterbatasan yang dia punya itu. Album ini terkesan dewasa banget dan sangat intimate, ditambah lagi printed dedication yang dia tulis di belakang booklet kayak makin bikin lo mikirin betapa mengharukannya kehidupan si Angelakos dan Kristy. awww :3 Kata Angelakos waktu diwawancara, Kristy itu sayang banget sama dia dan took care of him in a very best ways, hidupnya udah tergantung banget sama Kristy, dan dengan kecintaannya itu Kristy juga sangat loyal dan menjalani posisinya yang sama sekali nggak gampang itu dengan sabar. Drama banget? Tapi disitulah kenyataannya.

Dua lagu favorit gue di album ini itu Constant Conversations dan I'll Be Alright. Kalo Constant Conversations itu jatuh cinta pada pendengaran pertama banget, beneran dari sealbum yang paling ngena di kuping gue itu lagu ini, it sounds so deeply intimate for me in a way. Kalo I'll Be Alright karena segala hal yang gue baca di Pitchfork, dan liriknya yang bikin lo pengen treak UGHHH padahal musiknya bahagia banget. Segala paradoks yang bikin lagu itu makin dalem bagi gue.
"You should go if you want to
Yeah go if you want to
I'll be alright, be alright
Well I've made so many messes
And this love has grown so restless
Your whole lifes been nothing but this
I won't let you go loveless
I'll be alright
I'll be alright"
Dari reffnya, Angelakos kayak mau ngungkapin kefrustasian dia ngeliat orang yang dia cinta itu -in a way- tersakiti oleh sesuatu yang nggak bisa dia sendiri kontrol. Di lagu ini dia kayak mempertanyakan kenapa tungangannya betah banget sama dia padahal nggak banyak orang yang stick around di hidupnya. Ain't that so heartbreaking? :( He shouts "I'll be alright" almost ten times in this song, padahal dia tau alasan hidup dia cuma si Kristy, dan sama kayak quote Kristy di belakang booklet itu "but wouldn't you hurt as much as I, if I ever was to leave you?" MEEENNN parah mau berapa kali gue ngeliat 2 quote itu hati gue tetep hancur berkeping-keping meskipun gue awww-ing in another side. Ralat -berapa kali gue menghayati satu album itu- gue tetap akan trenyuh. Ini kayaknya album bergenre electropop paling dalem ever.

Terus ada juga di lagu Cry Like a Ghost, doi nyanyi gini, "You never once controlled me, while all the others told me that if I kept going I'll be dead." Gila ya, gimana romantisnya si Kristy, yang jadi alasan hidup dan alasan (maaf) belum tamatnya si Angelakos, padahal she never once controlled him. Damn. Meskipun di lagu itu yang diteriakin namanya Sylvia mulu gue gatau itu siapa, pokoknya album itu dedicated to Kristy! (loh) Pokoknya di tiap lagu kurang lebih isinya begitu lah, gue bingung masa mau gue ceritain satu-satu?

Ohiya terus ini juga unyu banget! I'm On My Way! Semacem lagu yang isinya kayak waktu doi ngelamar si Kristy, dan namanya Kristy disebut-sebut mulu "Kristina oh kristina..."
Spinning one beat, 'til I finally realize how busy I am
We're both so broken, done long hoping 
Is that we'll stumble upon our love again 
Just believe in me, Kristina 
All these demons, I can beat 'em
I'm on my way, I'm on my way 
Let's get married,I'll buy a ring and then we'll consecrate this messy love 

This is not just some bullshit from a mellowdramatic pop love songs, this is an honest words from the reality based electro-pop paradox tunes. If I were Angelakos I will stop questioning and won't ask her to leave at all, it must be heaven having someone that stays with you forever no fucking matter how fucked up your life is, and quoting Constant Conversation, "you never know where some people will go, yeah some people been hurting me." ....Who the fuck I am? sok expert abis...maaf ya Angelakos I would never know what you've been through and as one of your fan I love you so much. Hoping your words on Hideaway that "someday everything will be okay" will be eventually true.

Cause it will be :)

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa saya tidak boleh merasakan apa yang saya rasa Kenapa saya harus bungkam ketika kata memaksa untuk mengalir Kenapa saya harus memiliki keberterimaan yang tidak pernah mampir Kenapa saya harus ada ketika ingin tiada Kenapa saya Harus Kenapa

Svo Hljótt (So Quiet)

Bahasa kesunyian, interpretasi rasa menjadi bahasa tanpa rambatan frekuensi gelombang suara. Meskipun hingar bingar dan kegegapgempitaan kota yang setia melatari kita, tapi lewat itu perasaan kita beresonansi, lewat kesederhanaan yang ditimbulkan sepi. Karena tak perlu kata, ketika kita saling menatap, dan ada janji yang mengikat dari percikan cahaya matamu. Tak usah juga lampu warna-warni yang menyirami jiwa kita dengan segudang omong kosong tentang masa depan dan kefuturistikan yang banal, ketika cahaya-cahaya monokromatik menyelimuti kita dengan kesederhanaan dan kedamaian tanpa sedu-sedan. Kamu bernyanyi pada satu purnama, membawakan kesunyian dengan begitu khidmat, yang bukannya sepi yang mencekik -tapi sepi yang tertuang harapan, yang seakan berbisik kepada hati. Kemudian ketika pada akhirnya nanti kita terjebak pada gonggongan dan ratapan yang disuguhkan realita, kamu berpesan, agar selalu mendengarkan pesan yang dilantunkan kesunyian. (Svo Hljótt adalah judul lagu Si...
Siang ini saya membuang memori saya keluar jendela. Dibalik tembok kamar saya ini tidak ada tempat sampah maupun pemulung yang mau repot-repot membawa pergi, menanggung beban yang saya harap saya sendiri mampu memikul. Jadi begitulah, dibalik jendela berukuran sedang yang jernih ini, saya masih bisa melihat serpihan masa lalu maupun angan-angan yang saya bangun setengah mati itu, tergeletak begitu saja, menjadikannya memori-memori baru tentang memori itu sendiri. Jendela ini seakan seperti kaca yang membatasi objek museum, bedanya memori itu entah kenapa tidak mau berjejer rapi dan memilih berjubel, seakan tidak mau dipisahkan satu sama lainnya. Saya bisa saja menutup jendela saya dengan tirai, tapi lagi, saya akan tetap tau mereka menunggui saya di sana. Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Love Like a Sunset, Pt.II - Phoenix (Day 2 - Song with number on the title)

Salah satu lagu favorit gue sepanjang masa! Lagunya ngga sampe 2 menit karena lanjutan dari Love Like a Sunset, Pt.I yang lebih panjang. Ini kalo dibawain live kedua lagu tersebut indahnya ga karuan. Lebih suka part kedua karena membawakan emosi kelemahan gue, yang adalah acceptance . Musiknya melankolis dengan tetap terasa hopeful dan ga menye-menye. Pesannya juga sangat indah dan efektif disampikan dalam 1 menit 46 detik tersebut: [Verse 1] Acres A visible horizon Right where it starts and ends Oh, when did we start the end? [Verse 2] Acres A visible illusion Oh, where it starts, it ends Love like a sunset Di verse pertama, sunset diceritakan sebagai awal dari suatu akhir; alias lah kok tiba-tiba udah mau selesai hubungan ini?! Kemudian di verse kedua langsung masuk ke fase berterima, bahwa hal yang dimulai pasti akan berakhir juga. Bagi gue lagunya menggambarkan relationship / perasaan yang indah banget tapi cuma sebentar -dan masih indah until the very end. Jadi inget pernah dapet...

(Another) Year End Post

"Don't cry because it's over, smile because it happened." Bleh. That's probably one of the most over-tweeted cliche-teenage-phrase that I've ever read. Terlalu optimis kadang malah bikin segalanya terdengar lebih pathetic, be true sedikit lah, lo mau tersenyum atas berakhirnya hidup seseorang karena, "yaa untung lah dia pernah idup :)"? Oke terlalu ekstrim, but you got the point. 'Tho, too pesimistic isn't a good thing either. Solusinya? Ada yang bilang jangan selalu melihat ke belakang, tapi tetap aja -mengutip Sarah Deshita lewat omnibus Memoritmo-  what kind of heart doesn't look back ? That's super true. But in my own case people wud say to me, "what kind of person always looks back?!" Hahaha. Berhubung udah tanggal 30, just like what I always did, I decided to post some recount about what had been going on this past 11 months. Karena di akhir adalah waktu paling lazim dan normal untuk melihat ke belakang (alibi). T...

Triple Local Heroes

WHAT IS UP PEOPLE Beneran nanya. Akhir-akhir ini satu-satunya yang gue kenal lebih baik adalah langit-langit kamar gue. Tiap hari cuma tidur, solat, mandi, buka puasa, refresh timeline, refresh path, ngalor-ngidul di youtube, discovering bandcamp, BIRP, liat langit-langit, tua di jalan gara-gara macet parah tiap memenuhi undangan bukber, dan mengosongi dompet dengan acara bukber yang lama-lama harusnya namanya diganti "raping your own wallet in ramadhan bersama". Welcome to my miserable jomblo  life. Dan setai apapun rutinitas not-so-called liburan panjang ini, gue lebih baik tetap menatap langit-langit kamar sambil dengerin playlist menye-menye dan berharap waktu melambat daripada hidup gue di fastforward ke...The Day. It's H-16 to completely living on my own peeps wuddup! "Nggak posting tentang ketakutan H-16 tisy?" Ada waktunya kawan, ada waktunya. Jadi kalo males banget liat curhatan rutin gue tentang kehidupan, sebaiknya jangan buka blog gue dalam satu m...

That WTF Post

Besok travel paling pagi but now my eyes just won't close. I'm sleepy but not-so-sleepy to sleep and, as always, there's too many thoughts weighing my shoulder. I'm in a big crisis of trusting people. Lame. It's like my own life is bailing on me since I moved to Bandung... Nothing goes my way and people just won't stop jerking out. I know it all started from those broken promises back at my very first day in Bandung, then I learn to stop giving a fuck about it and start building trusts and hopes to new people and new life--but then it brought me here; to the even lower point of having faith on everything except God. I just want some normal life where I don't have to be surrounded with bunch of audhsjfnsdjgrjr. I'm tired, okay. I'm so furious I don't know where to invest this anger I just feel like Ii'm going to burst into tears but then it'll be too weird GAHHH WTF WORLD. This world is full of bullshit. And your shit. And yours and...

Somebody that I used to know?

God I can't imagine I just titled my blog post with that Gotye's punchline like some insecure adolescent on twitter that refers to their ex or sumthin. I don't even have an ex nor boyf. Okay so that's the difference. I can't believe myself that cliché phrase is somehow meant a thing to me. -_- Senin dua minggu lalu -jangan tanya kenapa gue sampe inget waktunya- abis capek-capek kejebak macet pulang dari inten dan buka di jalan, pas makan malem, kayak biasa keluarga gue yang cerewet ngobrol terusss. Dan seperti biasa juga topik nggak jauh-jauh dari temen-temen gue / kakak gue. Yang gak biasa? Hari itu nyokap nanyain sesuatu tentang temen lama, yang -for heaven's sake- gue gatau kabarnya sama sekali sekarang. Gue bete, karena pertanyaan nyokap simpel dan general, tapi gue nggak bisa jawab selain ngomong "tau deh." Kayak semacam abg labil gue minggat dari meja makan secara smooth, nggak lari dengan dramatis (padahal ga ada yang peduli juga tis). Abis so...

Album Reviews [Combo Pack]

I'm back on the deck, hurrah! I'm so missing myself writing a proper readable post, the less-curhat less-sok-poetic post, even 'tho I'm not sure people are even into my music shits...but it feels good to be back on the deck!(?) These are my reviews of not-so-new-released albums that I listen to (not so) recently, ujian and college stuffs really took that much of my time-_- I wish I can come out with fresh recommendations but this is just all I have, here it goes, enjoy! The Temper Trap -  Acoustic Sessions EP Sepertinya The Temper Trap berhasil menemukan formula untuk menelurkan album yang flawless dan sangat pas: make it an EP (nggak sesimpel single dan nggak sepanjang LP) consists of six acoustic version of their best songs, here's when things couldn't go wrong. Sewaktu jaman intensif Inten, kerjaan gue kalo di rumah emang suka curi-curi waktu buat hal nggak penting yang bahkan di waktu luang aja nggak pernah gue lakuin, kayak randomly buka iTunes dan me...

Bandcamp Discoveries

 Just discovered some awesome new music on bandcamp's discover tab, check it out! Dances by Larrapin No Wonder I (single) by LAKE Grapell by Grapell Arbor Lights by Arbor Lights In The Future by Architecture in Helsinki Strange Range by The City and Horses Desire (願う) - R E M I X E S by spazzkid Nothing Lasts Long EP by Painted Palms