Karena cuma di malam hari dan kontemplasi berkepanjangan yang membuat sajak Yang Fana Adalah Waktu yang saya baca tadi siang menjadi seperti hantu di balik telinga saya. Kemudian tiba-tiba suara Michael Angelakos menjadi begitu perih di tiap katanya, padahal Constant Conversations adalah salah satu love song yang paling saya sukai.
Karena waktu fana dan waktu bukanlah dimensi yang variabelnya seperti koordinat, dan abadi adalah omong kosong lain yang muncul dalam kumpulan sajak yang ditulis 45 tahun yang lalu, maka umat manusia lagi-lagi hanyalah budak: dari hal-hal yang katanya lekang.
Mungkin sajak itu seharusnya berenti pada tanda tanya di baris keenam.
Karena kita belum tau jawabnya.
"Yeah they love you and they need you but someday you gonna need to find some other kind of place to go."Someday?
"Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bungaKarena Sapardi bilang waktu yang fana; tapi kita abadi. Padahal abadi hanyalah kata banal yang artinya sampai-waktu-yang-entah-kapan namun dibuat manis saja seperti janji-janji yang tidak akan pernah ditepati, karena dengan kata abadi maka tidak ada janji yang perlu ditagih.
Sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa"
Mungkin sajak itu seharusnya berenti pada tanda tanya di baris keenam.
Karena kita belum tau jawabnya.
Comments
Post a Comment