Semua bermula sama. Berawalkan teka-teki yang kamu buat sendiri sambil sibuk mencari tanda-tanda semesta, untuk kemudian kamu gunakan untuk membohongi dirimu. Lalu kamu berdoa seperti orang paling relijius di dunia, padahal doa yang kamu panjatkan cuma romantisasi egomu yang kamu agung-agungkan di hadapan Tuhan, tapi Tuhan Maha Mendengar kan?
Lalu kamu habiskan malam demi malam tanpa tidur dengan tenggorokan yang terus-menerus tercekat, kamu jerumuskan dirimu sendiri kepada kenestapaan -dan pengorbanan, tapi siapa yang butuh korban? Apalagi tangisanmu tidak bisa bikin siapapun kenyang. Kamu bersakit seakan-akan cuma itu yang kamu bisa, kemudian kamu salahkan dunia dan seisinya karena membiarkanmu berlumuran dengan darah yang kamu kucurkan sendiri. Kamu biarkan semua porak poranda dan kamu habiskan sendiri semua yang tersisa dalam dirimu, nanti ada yang datang menyelamatkan -kali ini pasti ada, katamu.
Tapi sebentar lagi kamu akan binasa, karena kamu tahu betul, bahwa yang bisa menyelamatkanmu cuma dirimu sendiri.
Lalu kamu habiskan malam demi malam tanpa tidur dengan tenggorokan yang terus-menerus tercekat, kamu jerumuskan dirimu sendiri kepada kenestapaan -dan pengorbanan, tapi siapa yang butuh korban? Apalagi tangisanmu tidak bisa bikin siapapun kenyang. Kamu bersakit seakan-akan cuma itu yang kamu bisa, kemudian kamu salahkan dunia dan seisinya karena membiarkanmu berlumuran dengan darah yang kamu kucurkan sendiri. Kamu biarkan semua porak poranda dan kamu habiskan sendiri semua yang tersisa dalam dirimu, nanti ada yang datang menyelamatkan -kali ini pasti ada, katamu.
Tapi sebentar lagi kamu akan binasa, karena kamu tahu betul, bahwa yang bisa menyelamatkanmu cuma dirimu sendiri.
Comments
Post a Comment